Saturday, December 29, 2012

mereka dua insan yang berbeza ..

بسم الله الرحمن الرحيم

pernahkah kalian mendengar nama Ibn Al-Jauzi dan Ibn Qayyim al-Jauziyyah ?. dua nama ini bukanlah insan yang sama, namun keduanya adalah insan yang berlainan ..

Ibn Al-Jauzi ialah seorang mujaddid Ahli Sunnah Wal-Jamaah pada kurun keempat .

manakala ..

Ibn Qayyim al-Jauziyah adalah insan yang banyak membawa penyelewengan kerana terpengaruh dengan gurunya yang sesat iaitu Ibn Taimiyah ..



semoge mendapat pencerahan dan bebas dari kekeliruan ^_^ 
semoga Allah terus memelihara akidah kita semua . aamiin \(^_^)/

اللهم صل على سيدنا محمد

3 sifat utama yang perlu ada pada wanita ^^

بسم الله الرحمن الرحيم

alhamdulillah. . dapat peringatan dan perkongsian yang cukup penting sekali yang perlu ada pada setiap insan bergelar muslimah ^^ ..

3 sifat utama yang perlu ada pada setiap wanita ialah :

1) sombong . 
sombong dengan lelaki yang bukan mahram .jangan sesekali melayan mana2 lelaki bukan mahram tanpa  urusan yang penting . maruah terjaga kehormatan terpelihara ;) . inshaAllah. semoge terus menjaga ikhtilat biarpun di alam maya sekalipun .


2) penakut
tanamkan dalam diri sifat penakut . sifat penakut yang perlu ada perlulah bertempat :) . sebagai contoh : takut untuk keluar pada waktu malam tanpa ditemani mahram .. 


dan yang terakhir ialah 

3) kedekut 
kedekut di sini bermaksud kedekut dengan harta suami . sebagai contoh perlu minta izin suami walaupun hendak memberi sedekah .


wallahu a'lam :) .
selamat beramal . sama2 kita berusaha untuk menjadi muslimah solehah perhiasan dunia ^^ . .

اللهم صل على سيدنا محمد

Wednesday, December 19, 2012

masihkah ada cintaNya untukku? :')


بسم الله الرحمن الرحيم

kite seringkali melakukan perkara2 yang boleh menipiskan iman dan merapuhkan hati .. namun, setelah diri ini sedar akan kesilapan yang dilakukan. .seringkali diri menjadi tertanya-tanya adakah masih ada cintaNya terhadap diri ini ? T_T

saya yakin ramai di kalangan sahabat2 yang sering menyangka bahawa Dia sudah tidak memandang kalian setelah kalian melakukan kesalahan walaupun sebesar zarah sekalipun ..
Allah .. 



sebenarnya, duhai sahabat yang kukasihi dan kusayangi ..
sebesar manapun dosa kamu terhadap Allah, jangan sesekali kita berputus asa pada-Nya.
Allah tidak berpaling dari kamu selama mana kamu tidak berpaling dari-Nya. .
oleh itu, teruslah kembali kepada-Nya sekalipun sudah berpuluh kali kamu kecundang dengan nafsumu.. :)



suka sekali saya berkongsi kata2 mutiara yang cukup indah sekali dilontarkan oleh habib ali al-jufri ::

jika nafsu dan syaitan tidak pernah berputus asa untuk memasukkan kamu ke neraka,
bagaimana kamu selaku yang memegang diri ini boleh berputus asa untuk memasukkan diri kamu ke syurga? <habib ali al-jufri>



pesanan saya untuk diri dan juga buat sahabat2 :: teruslah meminta ampun dari Allah sekiranya ada melakukan kesalahan baik kesalahan besar mahupun kecil sekiranya kesalahan yang dilakukan itu adalah antara kita dan Allah . . sentiasalah memohon kepadaNya supaya hati kita sentiasa diberi hidayah olehNya serta Dia tidak akan memalingkan hati-hati kita setelah diberi hidayah olehNya . .sentiasa jaga hubungan dengan Allah walaupun sesibuk manapun kita :')

selamat malam sahabat-sahabat . .semoga esok kite bangun dengan niat supaya dapat meniti hari2 kehidupan dengan mengamalkan sunnah baginda S.A.W , semOge Allah terus membuka hati2 kita untuk terus mencintai kekasihNya, baginda S.A.W.."aamiin ya rabbal 'alamin. \(^^)/ .. 
~lembutkanlah hati ini ya Allah. .hadirkanlah dalam hati2 kami rasa cinta kepadaMu dan jua kepada kekasihMu ya Allah .

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما

Thursday, November 29, 2012

wanita di jantung Rasulullah s.a.w ;)


بسم الله الرحمن الرحيم


I. KHADIJAH R.A DI MASA JAHILIYAH


1. Nama & Keturunan

Sayyidah Khadijah, merupakan sosok yang fenomenal. Beliau adalah wanita Quraisy yang nasabnya paling terhormat, paling kaya, dan cerdas, juga cantik dari segi fisik dan akhlaqnya. Di samping itu, ia juga memiliki sifat-sifat yang mulia. Semua kelebihan itu terkumpul pada dirinya.

Dia seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.

Ayahnya bernama Khuwailid, salah seorang tokoh suku Quraisy yang sangat dihormati. Sedangkan ibunya adalah Fathimah, yang nasabnya bersambung kepada silsilah para nabi yang penuh berkah. Oleh sebab itu, Sayyidah Khadijah adalah istri yang nasabnya paling dekat kepada Nabi SAW.

Sayyidah Khadijah lahir di Mekah, Ia adalah putri Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qusay. Sedang Nabi SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abd Manaf bin Qusay. Jadi keduanya masih dari satu garis keturunan Qusay.

Khuwailid, ayah Khadijah, adalah seperti kebanyakan anggota suku Quraisy Mekah, seorang soudagar. Setelah meninggalnya sang ayah, Khadijah mengurusi bisnis keluarga, dan dengan cepat mengembangkannya. Dengan keuntungan yang didapatnya, ia menolong kaum papa, para janda, anak-anak yatim, orang-orang sakit dan cacat. Kalau ada gadis-gadis miskin, Khadijah menikahkan mereka, dan memberikan mahar untuk mereka.
Pertama kali, dia dipersunting oleh ‘Atiq bin ‘Abid, tapi tidak lama kemudian ‘Atiq meninggal dunia. Kemudian dia dinikahi oleh seorang tokoh lain, Abu Halah bin Zararah At-Tamimi, dan dianugerahi seorang putra bernama Hindun. Tidak lama setelah itu suaminya pun meninggal dunia. Kemudian Khadijah menjadi incaran para pemuda dan pemuka Quraisy. Namun Allah memberikan karunia kepadanya untuk menjadi istri Nabi Muhammad SAW.

2. Saudagar Besar yang Bergelar

Khadijah adalah orang yang lebih senang tinggal di rumah, tetapi ia seorang saudagar besar terkaya di Mekkah, dia hanya merekrut seorang agen manakala kafilah telah siap berangkat. Ibnu Sa’ad dalam kitab Tabaqat mengatakan: bahwa kapan pun kafilah-kafilah Mekah berangkat dalam perjalanan mereka, muatan milik Khadijah setara dengan milik seluruh pedagang Quraisy lainnya. Dia memiliki juliukan “sentuhan emas”, yaitu manakala ia menyentuh debu maka debu itu niscaya akan berubah menjadi emas. Sebab itulah penduduk Mekah memberinya julukan “Putri Quraisy” (The Princess of Quraisy). Mereka juga menyebutnya “Putri Mekah” (The Princess of Makkah).

Seluruh jazirah Arab merupakan masyarakat yang didominasi laki-laki. Perempuan tidak memeliki kehormatan, bagaimanapun hebatnya ia. Banyak orang Arab meyakini bahwa perempuan adalah pembawa sial, mereka memperlakukan perempuan lebih seperti binatang ternak daripada layaknya manusia. Dalam banyak kasus, mereka membunuh bayi perempuan mereka karena ketakutan, bahwa ia (anak perempuan) akan menjadi tawanan dalam perang antarsuku, dan karenanya menjadi budak musuh, dan statusnya sebagai budak akan membuat hina keluarga dan sukunya. Mereka membunuhnya dengan alasan takut miskin.

Selain dua gelar tadi, yang lebih menabjukan lagi, Khadijah juga mendapat julukan ath-Thahirah artinya “Yang Suci”. Hebatnya, gelar itu diberikan oleh bangsa Arab, orang-orang yang tersohor dengan keangkuhannya, kesombongannya dan fanatisme keunggulan kaum laki-lakinya. Tetapi, akhlak Khadijah merupakan teladan yang demikian konsisten, sehingga berhasil mendapat pengakuan dari mereka dan memanggilnya “Yang Suci”.

3. Mimpi Agung

Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya. Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.

Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”

Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.

4. Pertemuan Pertama Dengan Muhammad SAW.

Pada awal tahun 595 M, para pedagang Mekah mengumpulkan kafilah musim panas mereka agar membawa dagangan mereka ke Syiria. Khadijah juga telah menyiapkan barang dagangannya, akan tetapi ia tidak mendapati seorang laki-laki yang akan berwenang sebagai agennya. Beberapa orang telah disarankan padanya, namun ia tidak puas.

Melalui beberapa kolega di serikat dagang Mekah, Abu Thalib mengetahui bahwa Khadijah sedang membutuhkan seorang agen untuk membawa barangnya bersama kafilah ke Syiria. Terpikir oleh Abu Thalib bahwa kemenakannya, Muhammad yang berusia 25 tahun,cocok untuk pekerjaan tersebut. Ia tahu bahwa Muhammad tidak mempuinyai pengalaman sebagai agen, tetapi ia pun tahu bahwa Muhammad akan lebih dari mengejar kekurangannya tersebut dengan bakat yang dimilikinya, ia yakin dengan kemampuan dan kapasitas kemenakannya. Karenanya, dengan tanpa persetujuan Muhammad, Abu Thalib mengutus Atiqah saudara perempuannya untuk menemui Khadijah.

Khadijah, tatkala mendengar nama “Muhammad”, ia berfikir dalam hatinya: “Oh… inikah takwil mimpiku sebagaimana yang diramalkan oleh Waraqah bin Naufal, bahwa ia dari suku Quraisy dan dari keluarga Bani Hasyim, dan namanya Muhammad, orang terpuji, berbudi pekerti tinggi dan nabi akhir zaman.” Seketika itu juga timbullah hasrat di dalam hatinya untuk bersuamikan Muhammad, tetapi tidak dilahirkannya karena kuatir akan menjadi fitnah.

“Baiklah,” ujar Khadijah kepada ‘Atiqah, “saya terima Muhammad dan saya berterima kasih atas kesediaannya. Semoga Allah SWT melimpahkan berkatnya atas kita bersama.”. Wajah Khadijah cerah, tersenyum sopan, menyembunyikan apa yang ada di kalbunya. Kemudian ia meneruskan: “Wahai ‘Atiqah, saya tempatkan setiap orang dalam rombongan niaga dengan penghasilan tinggi, dan bagi Muhammad SAW akan diberikan lebih tinggi dari biasanya.”

5. Khadijah Menawarkan Diri

Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya, Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti. Katanya: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”. Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban. “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,” kata Khadijah r.a. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”. Ia berhenti sejenak, meneliti. Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”. Khadijah tertunduk lalu melanjutkan: “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.

Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.

Ia minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu. ‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.

Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”

Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah: “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak, aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.

Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.

Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”

6. Pernikahan Muhammad dengan Khadijah

Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.

Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.

Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad, sedang Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, [pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.

"Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.


"Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. "Semoga Allah memberkati pernikahan ini". Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.

Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: "Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau ridhoi !"

Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan". (Adh-Dhuhaa: 8). Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.


II. KHADIJAH DI MASA ISLAM


1. Isteri Yang Mulia Lagi Cerdas

Maka jadilah Sayyidah Quraisy sebagai istri dari Muhammad al-Amin dan jadilah dirinya sebagai contoh yang paling utama dan paling baik dalam hal mencintai suami dan mengutamakan kepentingan suami dari pada kepentingan sendiri. Manakala Muhammad mengharapkan Zaid bin Haritsah, maka dihadiahkanlah oleh Khadijah kepada Muhammad. Demikian juga tatkala Muhammad ingin mengambil salah seorang dari putra pamannya, Abu Tholib, maka Khadijah menyediakan suatu ruangan bagi Ali bin Abi Tholib Rodhiallâhu 'anhu agar dia dapat mencontoh akhlak suaminya, Muhammad SAW.

Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut "Tahun Kesedihan" ('Aamul Huzni).

Allah memberikan karunia pada rumah tangga tersebut berupa kebehagaian dan nikmat yang berlimpah, dan mengkaruniakan pada keduanya putra-putri yang bernama al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqqayah, Ummi Kalsum dan Fatimah.

Kemudian Allah Ta'ala menjadikan Muhammad al-Amin ash-Shiddiq menyukai Khalwat (menyendiri), bahkan tiada suatu aktifitas yang lebih ia sukai dari pada menyendiri. Beliau menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah di Gua Hira' sebulan penuh pada setiap tahunnya. Beliau tinggal didalamnya beberapa malam dengan bekal yang sedikit jauh dari perbuatan sia-sia yang dilakukan oleh orang-orang Makkah yakni menyembah berhala dan lain–lain.

Sayyidah ath-Thahirah tidak merasa tertekan dengan tindakan nabi Muhammad yang terkadang harus berpisah jauh darinya, tidak pula beliau mengusir kegalauannya dengan banyak pertanyaan maupun mengobrol yang tidak berguna, bahkan beliau mencurahkan segala kemampuannya untuk membantu suaminya dengan cara menjaga dan menyelesaikan tugas yang harus dia kerjakan dirumah. Apabila dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke gua, kedua matanya senantiasa mengikuti suaminya terkasih dari jauh. Bahkan dia juga menyuruh orang-orang untuk menjaga beliau tanpa mengganggu suaminya yang sedang menyendiri.

Rasulullah SAW. tinggal di dalam gua tersebut hingga batas waktu yang Allah kehendaki, kemudian datanglah Jibril dengan membawa kemuliaan dari Allah sedangkan beliau di dalam gua Hira' pada bulan Ramadhan. Jibril datang dengan membawa wahyu. Selanjutnya beliau Nabi SAW keluar dari gua menuju rumah beliau dalam kegelapan fajar dalam keadaaan takut, khawatir dan menggigil seraya berkata: "Selimutilah aku selimutilah aku…".

Setelah Khadijah meminta keterangan perihal peristiwa yang menimpa Rasulullah SAW, beliau menjawab:"Wahai Khadijah sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku".

Maka Istri yang dicintainya dan yang cerdas itu menghiburnya dengan percaya diri dan penuh keyakinan berkata: "Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim, bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh aku berharap agar anda menjadi Nabi bagi umat ini. Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya engkau telah menyambung silaturahim, memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu dan menolong para pelaku kebenaran.

Maka menjadi tentramlah hati Nabi berkat dukungan ini dan kembalilah ketenangan beliau karena pembenaran dari istrinya dan keimanannya terhadap apa yang beliau bawa.

Namun hal itu belum cukup bagi seorang istri yang cerdas dan bijaksana, bahkan beliau dengan segera pergi menemui putra pamannya yang bernama waraqah bin Naufal, kemudian beliau ceritakan perihal yang terjadi pada Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Maka tiada ucapan yang keluar dari mulutnya selain perkataan: "Qudus….Qudus…..Demi yang jiwa Waraqah ada ditangan-Nya, jika apa yang engkau ceritakan kepadaku benar, maka sungguh telah datang kepadanya Namus Al-Kubra sebagaimana yang telah datang kepada Musa dan Isa, dan Nuh alaihi sallam secara langsung. Tatkala melihat kedatangan Nabi, sekonyong-konyong Waraqah berkata: "Demiyang jiwaku ada ditangan-Nya, Sesungguhnya engkau adalah seorang Nabi bagi umat ini, pastilah mereka akan mendustakan dirimu, menyakiti dirimu, mengusir dirimu dan akan memerangimu. Seandainya aku masih menemui hari itu sungguh aku akan menolong dien Allah ". Kemudian ia mendekat kepada Nabi dan mencium ubun-ubunnya. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Apakah mereka akan mengusirku?". Waraqah menjawab: "Betul, tiada seorang pun yang membawa sebagaimana yang engkau bawa melainkan pasti ada yang menentangnya. Kalau saja aku masih mendapatkan masa itu …kalau saja aku masih hidup…". Tidak beberapa lama kemudian Waraqah wafat.

Menjadi tenanglah jiwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam tatkala mendengar penuturan Waraqah, dan beliau mengetahui bahwa akan ada kendala-kendala di saat permulaan berdakwah, banyak rintangan dan beban. Beliau juga menyadari bahwa itu adalah sunnatullah bagi para Nabi dan orang-orang yang mendakwahkan dien Allah. Maka beliau menapaki jalan dakwah dengan ikhlas semata-mata karena Allah Rabbul Alamin, dan beliau mendapatkan banyak gangguan dan intimidasi.

Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu 'anha serta dihiburnya dengan syurga.

Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: "Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti 'Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir'aun".

2. Wanita Terbaik

Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: "Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain".

Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.

3. Pendamping Setia Dalam SegalaUjian

Sehingga sejak saat itu Rasulullah yang mulia memulai lembaran hidup baru yang penuh barakah dan bersusah payah. Beliau katakan kepada sang istri yang beriman bahwa masa untuk tidur dan bersenang-senang sudah habis. Khadijah Roadhiallâhu 'anha turut mendakwahkan Islam disamping suaminya -semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau. Diantara buah yang pertama adalah Islamnya Zaid bin Haritsah dan juga keempat putrinya semoga Allah meridhai mereka seluruhnya.

Mulailah ujian yang keras menimpa kaum muslimin dengan berbagai macam bentuknya, akan tetapi Khadijah berdiri kokoh bak sebuah gunung yang tegar kokoh dan kuat. Beliau wujudkan Firman Allah Ta'ala:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji lagi?". (Al-'Ankabut:1-2).

Allah memilih kedua putranya yang pertama Abdullah dan al-Qasim untuk menghadap Allah tatkala keduanya masih kanak-kanak, sedangkan Khadijah tetap bersabar. Beliau juga melihat dengan mata kepalanya bagaimana syahidah pertama dalam Islam yang bernama Sumayyah tatkala menghadapi sakaratul maut karena siksaan para thaghut hingga jiwanya menghadap sang pencipta dengan penuh kemuliaan.

Beliau juga harus berpisah dengan putri dan buah hatinya yang bernama Ruqayyah istri dari Utsman bin Affan Rodhiallâhu 'anhu karena putrinya hijrah ke negeri Habsyah untuk menyelamatkan diennya dari gangguan orang-orang musyrik. Beliau saksikan dari waktu ke waktu yang penuh dengan kejadian besar dan permusuhan. Akan tetapi tidak ada kata putus asa bagi seorang Mujahidah. Beliau laksanakan setiap saat apa yang difirmankan Allah Ta'ala:

"Kamu sungguh-sungguh akan duji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberikan kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang di utamakan". (Ali Imran:186).

Begitulah Sayyidah mujahidah tersebut telah mengambil suaminya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai contoh yang paling agung dan tanda yang paling nyata tentang keteguhan diatas iman. Oleh karena itu, kita mendapatkan tatkala orang-orang Quraisy mengumumkan pemboikotan mereka terhadap kaum muslimin untuk menekan dalam bidang politik, ekonomi dan kemasyarakatan dan mereka tulis naskah pemboikotan tersebut kemudian mereka tempel pada dinding ka'bah; Khadijah tidak ragu untuk bergabung dengan kaum muslimin bersama kaum Abu Thalib dan beliau tinggalkan kampung halamannya untuk menempa kesabaran selama tiga tahun bersama Rasul dan orang-orang yang menyertai beliau menghadapi beratnya pemboikotan yang penuh dengan kesusahan dan menghadapi kesewenang-wenangan para penyembah berhala.

Hingga berakhirlah pemboikotan yang telah beliau hadapi dengan iman, tulus dan tekad baja tak kenal lelah. Sungguh Sayyidah Khadijah telah mencurahkan segala kemampuannya untuk menghadapi ujian tersebut di usia 65 tahun. Selang enam bulan setelah berakhirnya pemboikotan itu wafatlah Abu Thalib, kemudian menyusul seorang mujahidah yang sabar -semoga Allah meridhai beliau- tiga tahun sebelum hijrah.

Dengan wafatnya Khadijah maka meningkatlah musibah yang Rasul hadapi. Karena bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Khadijah adalah teman yang tulus dalam memperjuangkan Islam.

Begitulah Nafsul Muthmainnah telah pergi menghadap Rabbnya setelah sampai pada waktu yang telah ditetapkan, setelah beliau berhasil menjadi teladan terbaik dan paling tulus dalam berdakwah di jalan Allah dan berjihad dijalan-Nya. Dalam hubungannya, beliau menjadi seorang istri yang bijaksana, maka beliau mampu meletakkan urusan sesuai dengan tempatnya dan mencurahkan segala kemampuan untuk mendatangkan keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah beliau berhak mendapat salam dari Rabb-nya dan mendapat kabar gembira dengan rumah di surga yang terbuat dari emas, tidak ada kesusahan didalamnya dan tidak ada pula keributan didalamnya. Karena itu pula Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalab Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid”. “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid”.

Khadijahpun menjadi wanita teristimewa bagi Rasulullah, sehingga beliau tidak menikah lagi selama hidup bersama Khadijah. Demikian pula Rasulullah sering menyebut-nyebut nama Khadijah dan memuliakan teman-temanya hingga akhir hayatnya.

Ya Allah ridhailah Khadijah binti Khuwailid, As-Sayyidah Ath-Thahirah. Seorang istri yang setia dan tulus, mukminah mujahidah di jalan diennya dengan seluruh apa yang dimilikinya dari perbendaharaan dunia. Semoga Allah memberikan balasan yang paling baik karena jasa-jasanya terhadap Islam dan kaum muslimin.

Keturunan nabi Muhammad dan Khadijah yang ketiga dan terakhir sekaligus satu-satunya yang bertahan hidup adalah Fathimah Az-Zahra. Sekalipun banyak pemberian dari Allah SWT atas mereka, tak ada yang lebih berharga dari putrinya. Ia merupakan cahaya mata ayahnya, dan ia adalah penghibur hatinya, ia juga merupakan wanita surga. Ayah dan ibunya menabur kecintaan mereka atasnya, dan ia membawa harapan dan kebahagiaan serta keberkahan dan kasih dari Allah SWT ke dalam rumah mereka.

4. Perjuangan Khadijah

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.

Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.

Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.

Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari]

Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ?. Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.

Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.

Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.

Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.

Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”

Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.

Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]

Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :”Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” [Shahih Bukhari]

Di Sajikan : Admin Dar El Hasani Center


Tuesday, November 27, 2012

Rahsia Di Sebalik Wudhu'


بسم الله الرحمن الرحيم

sabda Rasulullah s.a.w : sesiapa yang mengambil wudhu' dengan baik,dosa-dosanya keluar dari badannya sehingga keluar dari bawah jari-jarinya <HR Muslim (361)>



jom. sama2 kita amalkan tatkala mengambil wudhu' ;)

1.. Ketika berkumur, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, ampunilah dosa mulut dan lidahku ini".

2.. Ketika membasuh muka, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, putihkanlah muka ku di akhirat kelak. Janganlah Kau hitamkan muka ku ini". 

3.. Ketika membasuh tangan kanan, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, berikanlah hisab-hisab ku di tangan kanan ku ini". 

4.. Ketika membasuh tangan kiri, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, janganlah Kau berikan hisab-hisab ku di tangan kiri ku ini". 

5.. Ketika membasuh kepala, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, lindunganlah daku dari terik matahari di padang Mahsyar dengan Arasy Mu". 

6.. Ketika membasuh telinga, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, ampunilah dosa telinga ku ini". 

7.. Ketika membasuh kaki kanan, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, permudahkanlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim". 

8.. Ketika membasuh kaki kiri, berniatlah kamu dengan, "Ya Allah, bawakanlah daku pergi ke masjid-masjid, surau-surau dan bukan tempat-tempat maksiat". 

Thursday, November 22, 2012

5 hak seorang muslim terhadap muslim yang lain =)


بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima iaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin" (apabila yang bersin mengucapkan hamdalah). (HR. Al-Bukhari ) .




hadas kecil vs hadas besar (:

بسم الله الرحمن الرحيم

apabila dilontarkan soalan "apa beza hadas kecil dan hadas besar?" ,
jarang sekali jawapan yang diberikan adalah betul . . ramai yang menjawab hadas kecil ialah membuang air kecil manakala hadas besar ialah membuang air besar . .


di sini, ingin saya perbetulkan jawapan tersebut . :

hadas kecil bermaksud orang yang tidak berada dalam keadaan wudhu' sama ada wudhu'nya telah terbatal atau dia memang tidak mengambil wudhu'.

manakala, hadas besar pula bermaksud seseorang yang telah berlaku kepadanya perkara-perkara yang mewajibkan mandi. selagi mana dia belum mandi wajib, hadas besarnya tidak akan terangkat .

semoga mendapat pencerahan yang jelas . inshaaALLAH :) .

berwudhu' sebelum sentuh al-Quran (:

بسم الله الرحمن الرحيم 

entri kali ni saya akan menyentuh mengenai al-Quran . sebagaimana yang kita semua ketahui, al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w melalui Malaikat Jibril a.s dalam bahasa Arab bermula dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas serta membacanya adalah merupakan ibadat. .


al-Quran adalah kitab yang paling mulia dan menjadi petunjuk dan bimbingan bagi kehidupan manusia .Disebabkan al-Quran merupakan kitab yang paling mulia, para ulama' bersepakat bahawa haram menyentuh al-Quran bagi orang yang sedang berhadas, sama ada hadas kecil, lebih-lebih lagi hadas besar . (namun, sekiranya al-Quran tersebut beserta terjemahan, ianya dibolehkan) . 

berlainan pula keadaannya bagi kanak-kanak belum baligh.bagi kanak-kanak yang masih belum baligh tidak diharamkan baginya menyentuh al-Quran dalam keadaan tidak berwudhu'. kanak-kanak yang masih belum baligh tidak diwajibkan ke atasnya dengan kewajipan dan kefarduan sepertimana yang diwajibkan ke atas orang yang telah akil baligh. kelonggaran ini bagi menimbulkan minat dan kecintaan kanak-kanak terhadap al-Quran kalam Allah . .

cinta Allah . cinta Rasul . . ^_^

"amin" ..


..بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam Bahasa Arab,ada empat perbezaan kata “AMIN” yaitu :

1. ”AMIN” (alif dan mim sama-sama pendek), ertinya AMAN, TENTERAM

2. "AAMIN” (alif panjang & mim pendek),ertinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN

3. ”AMIIN” (alif pendek & mim panjang),ertinya JUJUR TERPERCAYA

4. “AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),ertinya YA TUHAN, KABULKANLAH DOA KAMI

manakala bagi perkataan "Amien" pula ;

sebaiknya bagi perkataan ( Amien ) ini dihindari,kerana Ucapan “Amien” yang lazim dilafazkan oleh penyembah berhala( Paganisme )setelah doa ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra) . .

*wallahu a'lam . .
اللهم صل على سيدنا محمد 

Wednesday, November 21, 2012

cintai Ulama' : Latar Belakang Almarhum Ustaz Fadzil Noor (1937-2002)


cube mencari. akhirnye jumpe . alhamdulillah ^^ . .


Latar Belakang Almarhum Ustaz Fadzil Noor

Dengan merdekanya Tanah Melayu pada tahun 1957, pentas siasah negara ini menyaksikan pertarungan ideologi yang pelbagai samada kebangsaan Melayu, sosialisme, Islam dan sebagainya. Pelbagai tokoh muncul dalam menyuarakan aspirasi perjuangan yang diperjuangkan, sebahagiannya mampu bertahan di pentas siasah dan ada yang tersungkur ditelan waktu. Salah seorang insan yang telah melakar nama dalam sejarah politik Islam negara ini ialah Dato’ Haji Fadzil Mohd Noor.

Dato’ Haji Fadzil Mohd Noor atau dengan gelaran yang sangat melekat dalam jiwa ummat Islam sehingga kini "Ustaz Fadzil’ merupakan seorang pemimpin dan tokoh politik yang dihormati dan disegani oleh semua lapisan masyarakat tempatan mahupun antarabangsa, ekoran daripada penampilan negarawan yang dimiliki oleh beliau. Dengan sosok yang kurus, berbusana kemas dengan kancingan baju Melayu yang lengkap, dengan sorotan mata yang hening menggambarkan ketajaman berfikir. Beliau memang dilahirkan sebagai pemimpin ummah.

Berbekalkan ilmu pengetahuan yang tinggi terutamanya ilmu-ilmu agama yang diperolehi ketika bertamu di bumi Mesir, beliau dipakejkan dengan pelbagai ilmu lain seperti sosial sains, ditambah dengan kuat membaca dan menelaah. Ilmu-ilmu yang dikutip di universiti kehidupan ini meluaskan ufuk ilmu tokoh ulama’ ini. Perwatakan yang sederhana serta sentiasa berdamping dengan masyarakat, beliau adalah sebutir mutiara yang sangat berharga yang pernah dilahirkan oleh PAS dalam sejarahnya di pentas politik dakwah negara ini. Musuh politik PAS sendiri meletakkan almarhum dengan markah yang tinggi bahkan masyarakat bukan Melayu turut mengkagumi sosok tubuh dengan postur yang sederhana ini. Almarhum menyeruak kehidupan masyarakat tanapa mengira penat lelah dan suka ‘mendengar’ masalah rakyat menyebabkan Ustaz Fadzil sentiasa dikenang dalam sisi putih.

Pakej kepimpinan yang ada pada beliau ini ditempa dalam proses pergulatan hidup yang panjang selain daripada anugerah Illahi kepada umat Islam negara ini, almarhum membesar dengan semangat cinta kepada ilmu, seterusnya meminati bidang dakwah dan politik semasa belajar di bangku menengah lagi.

Latar belakang keluarga

Dato’ Haji Fadzil @ Ali bin Mohd Noor atau lebih mesra dengan panggilan Ustaz Fadzil dilahirkan hasil perkongsian hidup antara Mohd Noor Abdul Hamid dan Hindun Haji Abdul Rahman. Beliau dilahirkan pada 13 Mac 1937 di Kampung Seberang Pumpung, kira-kira tiga kilometer dari bandar Alor Star, Kedah, beliau merupakan anak sulung daripada empat adik-beradik.

Takdir Illahi telah mencatatkan bahawa insan ini diuji dengan kehilangan ibubapa tercinta, kedua-dua ibu bapa meninggal dunia sewaktu beliau masih kecil lagi. Latar belakang keluarga sebelah ibu bapanya adalah dari kalangan keluarga yang berpegang teguh kepada ajaran Islam. Moyang beliau iaitu Tuan Guru Haji Idris Al-Jarumi merupakan salah seorang ulama’ yang disegani berasal dari Wilayah Patani, Thailand dan seorang yang terkenal di Kedah. Wilayah yang sarat dengan pemukiman ilmu ini memunculkan ratusan pondok yang subur merendang dengan ilmu Islam.

Darah ulama’ pejuang telah mengalir dalam urat sendi darah Ustaz Fadzil, sehingga beliau adalah pemimpin yang tidak gentar dengan ugutan dan ancaman musuh dalam menyampaikan agama Allah.

Pendidikan

Memimpin masyarakat bukan sekadar menjadi insan yang mesra rakyat yang sekadar memenuhi jemputan kenduri kahwin tetapi mestilah dipakejkan dengan ilmu formal dan tidak formal. Almarhum merupakan seorang tokoh yang konsisten dalam menuntut ilmu, sentiasa menimba ilmu bagi menjadi pemimpin yang kredibel.

Sejarah awal pendidikan Ustaz Fadzil bermula sekitar tahun 1946. Waktu itu beliau mengikuti pendidikan awal di Sekolah Melayu Derga, Alor Star sehingga tahun 1949. Kemudian menyambung pelajaran peringkat menengah di sebuah sekolah yang berpengaruh di Kedah yang telah melahirkan ribuan alim ulama’ iaitu Maktab Mahmud sehingga tahun 1958 sebelum meneruskan pengajian tinggi di tempat yang sama sehingga tahun 1962.

Anak muda ini berjiwa besar dan sentiasa kehausan ilmu. Beliau bercita-cita besar untuk belajar jauh dari tanahair iaitu di Timur Tengah. Pada tahun 1963 beliau menyambung pelajaran ke seberang laut dengan mengikuti pengajian di Universiti Al-Azhar di Mesir (sebuah institusi pendidikan yang paling berpotensi dan berprestij dalam dunia Islam) dengan mendapat biasiswa kerajaan negeri Kedah. Di Universiti Al-Azhar, beliau mengambil jurusan Perundangan Islam (Syariah) dan menamatkan pengajiannya pada tahun 1967 dengan memperoleh Ijazah Sarjana Muda dalam lapangan tersebut. Beliau bukan sahaja mendapatkan ilmu daripada dewan kuliah di Al-Azhar tetapi juga menggali mutiara ilmu daripada ulama’-ulama’ Mesir untuk memantapkan ilmu beliau sebagai bekalan dakwah untuk pulang menabur kebaktian di tanahair.

Perkahwinan

Ustaz Fadzil mendirikan rumah tangga dengan sepupunya Siti Khadijah Ibrahim pada tahun 1963. Isteri beliau merupakan bekas pelajar Sekolah Menengah Agama Farbish Bakar, Alor Star, Kedah. Kemudian setelah berkahwin, menemankan almarhum belajar di Al-Azhar. Perkahwinan mereka yang sangat bahagia dalam kesibukan belajar dan berjuang telah membuahkan kurniaan lapan orang anak iaitu Huda, Ammar, Aiman, Muna’izzah, Muhammad Faiz, Salwa, Ahmad Fauwaz dan Ahmad Anas. Beliau bukan sahaja berjaya sebagai ahli politik malah merupakan ketua keluarga yang mithali dalam mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan bertanggungjawab. Sebahagian anak-anaknya juga terlibat dalam perjuangan Islam seperti Muna’izzah dan menantu beliau Sabki Yusuf.

Bakat Kepimpinan

Potret kehidupan yang digores selama kehidupan telah menyaksikan bakat kepimpinan yang tinggi teradun dalam diri almarhum. Bakat kepimpinan beliau mulai terserlah sejak di bangku sekolah terutamanya di Maktab Mahmud, di mana beliau memiliki kebolehan berpidato dan mewakili sekolah dalam pertandingan syarahan dan bahas. Keistimewaan yang ada pada beliau boleh berhujah secara spontan dan berkemahiran tinggi dalam ilmu mantiq. Pada tahun 1967, sewaktu di Al-Azhar, beliau pernah memegang jawatan Setiausaha dan Timbalan Presiden dalam Persatuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM).

Berada di Mesir ketika negara itu diterkam hebat oleh Isreal dalam perang Arab Israel pada tahun 1967, di zaman Gamal Naseer. Beliau juga menjadi saksi bagaimana zalimnya regim Mesir terhadap pejuang-pejuang Islam di negara tersebut. Universiti al Azhar pula tidak sunyi daripada kegiatan Islam yang memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada ustaz Fadhil. (Universiti tersebut masih mempunyai kebebasan kala itu ).

Perkhidmatan

Tahun 1967 beliau pulang ke tanah air dan ditawarkan berkhidmat sebagai tenaga pengajar di Maktab Mahmud, ‘alma mater’ beliau sebelum ke Mesir. Pada 1973 ditawarkan berkhidmat sebagai pensyarah Bahagian Pendidikan Islam di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) sehingga tahun 1978.

Semasa berkhidmat di UTM, beliau telah dipecat oleh pihak pentadbir UTM ekoran tindakan beliau bertanding dalam pilihanraya pada tahun 1977 di Kawasan Dewan Undangan (DUN) Alor Merah dan Parlimen Kuala Kedah. Beliau dilihat tokoh yang berpotensi oleh Perhubungan PAS Kedah sebagai pemimpin masa depan.

Sebagai orang yang celik undang-undang, Ustaz Fadzil menfailkan saman ke mahkamah atas tindakan angkuh pihak pentadbiran UTM tanpa mengikut prosedur dan ternyata beliau di pihak yang benar. Pemecatan beliau oleh pihak pentadbiran UTM tidak sah di sisi undang-undang dan mahkamah telah mengarahkan pihak pentadbir UTM membayar ganti rugi. Setelah isu tersebut selesai, beliau kembali sebagai pensyarah dan beberapa bulan kemudian beliau meletakkan jawatan kerana menceburkan diri sepenuh masa dalam perjuangan PAS.

PAS di penghujung dekad 70an dilihat tidak bermaya selepas kekalahan dalam pilihanraya tahun 1978. Terlepas negeri yang menjadi pangkalan politiknya semenjak 1959 iaitu Kelantan. Seorang tokoh besar dakwah dari Indonesia, Dr Mohd Natsir pernah menasihatkan tokoh-tokoh dalam belia Islam di Malaysia supaya segera menguatkan PAS, kerana PAS adalah wadah untuk perjuangan Islam di Malaysia. PAS wajar ‘disuntik darah muda’ supaya kembali bertenaga, ditengah samudera juang yang memerlukan bahtera yang ampuh.

Aktiviti Kemasyarakatan

Selain aktif dalam politik Islam dan kerja dakwah, beliau juga pemimpin masyarakat yang bergiat cergas dalam kerja-kerja sosial. Beliau pernah memegang jawatan Setiausaha Pertubuhan Kebajikan Islam Malaysia (Perkim) cawangan Negeri Kedah.

Beliau pernah menganggotai Angkatan Beliau Islam Malaysia (ABIM), sebuah wadah belia dan pemuda Islam di negara ini yang ditubuhkan pada tahun 1971. ABIM telah mengisi ruang kepada tuntutan Islam yang tegas akibat daripada penyertaan PAS ke dalam kerajaan campuran akibat tragedi 13 Mei 1969. ABIM seumpama simbiosis kepada Dewan Pemuda PAS dimana 8000 ahli PAS ialah ahli ABIM dalam dekad 70an, gerakan belia Islam ini sangat diminati kerana berusaha memurnikan perjuangan Islam terutama pendekatan yang dibawa oleh Ikhwanul Muslimin. Penerbitan ABIM juga aktif menyebarkan pemikiran tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin dan Jamiat Islami.

Fadzil Nor telah memegang jawatan setiausaha penerangan pertubuhan itu dari tahun 1973 hingga 1974. Beliau pernah memangku jawatan Presiden ABIM apabila Presidennya ketika itu, Anwar Ibrahim ditahan di bawah ISA (Anwar ditahan di bawah ISA akibat demonstrasi Baling yang menjadi mercu tanda kepada kebangkitan pelajar di negara ini. Beliau telah dibebaskan pada tahun 1976). ABIM yang ditubuhkan pada tahun 1971 telah mengisi kelompangan dunia ‘anti establishment’ akibat PAS yang menyertai kerajaan campuran. Almarhum ialah orang penting ABIM selain daripada Ustaz Wahab Zakaria, Ustaz Abdul Ghani Abdul Rahman, Ustaz Abdul Ghani Shamsuddin, Syed Ibrahim Syed Abdul Rahman, beliau disifatkan oleh Anwar Ibrahim sebagai orang yang banyak dirujuk oleh Anwar dalam menggerakkan ABIM sebagai gerakan sosio dakwah yang penting dalam dekad 70an. Jaringan kader ABIM di seluruh negara ini juga akhirnya telah ramai menyertai PAS pada awal tahun 80an terutama selepas Anwar menyertai UMNO.

Sepanjang penglibatan dalam ABIM sebagai sosok utama perjuangan, beliau turut terlibat dalam demontrasi menentang isu kemiskinan di Baling, Kedah tahun 1974. Beliau juga terkenal sebagai penggiat tarbiah dalaman ABIM. Beliau banyak bergerak mengisi program usrah, tamrin dan seminar perkaderan di pelbagai tempat. Gerakan belia Islam ini juga banyak menerbitkan buku-buku fikrah dan harakah yang dituang oleh tokoh-tokoh seperti Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Maududi, apatah lagi ABIM menjadi gerakan fenomenal di kampus pada dekad 70an.

Ustaz Fadhil sangat memerhatikan gerakan membina anak-anak muda dalam gerakan dakwah, beliau tokoh pembina yang penting di negara ini: kata beliau:

"Kedatangan Islam yang dibawa oleh Rasullullah S.a.w itu mendapat sambutan dari kalangan muda.

Rasulullah menyebut dalam hadisnya : "Golongan mudalah yang membantu perjuangan dakwah"

Itulah antara sebab kaum Quraisy tidak senang, mereka mahu golongan muda mereka hidup berpoya-poya, mereka mahu golongan muda mereka menghabiskan masa dengan hiburan, mereka mahu golongan muda mereka tenggelam dalam kesesatan.

Inilah cita-cita kaum Quraisy, dalam kebingungan golongan muda, dalam kesesatan golongan muda dalam kemungkaran yang dilakukan oleh golongan muda mereka boleh meneruskan kezaliman dan kejahatan.

Tetapi apabila mereka melihat golongan muda menyahut panggilan Allah, menyahut panggilan Rasul, menyahut panggilan islam inilah yang menyebabkan mereka tidur tidak lena, makan tak lalu. Yang menyebabkan mereka tidak senang dengan Islam dan kebangkitannya di akhir abad ke 14 dan di awal abad ke15 ini, ialah keran Islam mendapat sambutan golongan muda. Inilah menyebabkan Amerika tidak senang, Rusia tidak senang, Yahudi tidak senang dan Khadam-khadam mereka pun tidak senang. Bila Tuan mereka tidak senang maka khadam ikut tidak senang juga. Menjadi satu perkara biasa khadam ini ikut tuan. Kadang-kadang ia berlagak lebih dari tuan.

Russia sedang dalam ketakutan sekarang untuk menghadapi mujahidin Afghanistan walaupun ia kuasa besar kerana ia melihat Mujahidin Afghanistan itu sendiri dari golongan ummat Islam Afghanistan, dari mereka yang berumur 15 tahun hingga ke 70 tahun. Inilah golongan yang menyertai gerakan mujahidin di Afghanistan."

Ustaz Fadzil juga merupakan Setiausaha Agung Persatuan Ulama’ Malaysia (PUM) tahun 1974, sebuah NGO yang penting di negara ini yang telah mewadahkan ulama’-ulama’ untuk mengerakkan kesedaran Islam kepada masyarakat dan kerap kali juga dilihat bertelagah dengan kerajaan BN dalam banyak isu yang bersangkutan dengan syariat dan akidah. Beberapa tokoh PUM juga kini menjadi tonggak penting kepada PAS seperti Ustaz Ahmad Awang dan Ustaz Abdul Ghani Shamsuddin.

Ustaz Fadzil menyedari ulama mempunyai kekuatannya yang tersendiri dalam masyarakat, mereka kelompok yang mewarisi amanah ilmu daripada nabi SAW. Ulama disepanjang zaman menjadi benteng pertahanan Islam diseluruh belahan dunia Islam, berdadad dengan kezaliman pemerintahan seperti Imam Ahmad Ibnu Hambal, Imam Nawawi, Imam Ibnu Taimiyyah dan sebagainya.

" Peranan ulama seperti yang diterangkan oleh sumber-sumber itu ialah menyampaikan Islam, melaksanakan Islam dan memperjuangkan Islam. Peranan ‘ulama’ dalam kehidupan ialah memikul tanggungjawab dakwah Islamiyyah dengan menyeru manusia kepada Islam. Mereka juga wajib menerangkan hukum Allah bagi semua persoalan hidup yang dihadapi oleh masyarakat dalam semua peristiwa yang berbangkit dan diantara kewajipan dan peranan ‘ulama’ juga ia menjelaskan kepada pemerintah, menegur dan mengkritik pemerintah dan melaksanakan Al-Amru Bil-Makruf dan Nahyu Anil-Munkar.

Tanggunjawab Ulama, seperti menegur, mengkritik pemerintah dan memberi penjelasan kepada pemerintah merupakan "kerja politik" yang mesti dipikul dan disedari ‘ulama’. Oleh yang demikian tidak boleh sama sekali membiarkan adanya ‘Ulama’ (juhhal) yang sanggup menyatakan bahawa Islam tidak boleh dicampur adukan dengan politik atau politik tidak ada kene mengena dengan Islam."

Beliau sangat rapat hubungannya dengan masyarakat dengan menghadiri majlis-majlis keraian, kenduri kendara, menziarahi orang sakit dan kematian. Jika tidak hadir beliau akan memaklumkan atau hadir ke majlis lebih awal daripada masa yang dijadualkan, pendek kata almarhum tidak akan mengecewakan undangan yang diterima. Beliau bergegas pulang dari sidang Parlimen semata-mata untuk meraikan sesuatu majlis yang diadakan oleh penduduk, sikap cakna dan mengambil berat kepada undangan masyarakat menyebabkan beliau sangat disayangi

Penglibatan dalam Politik

Beliau melibatkan diri dalam politik khususnya dengan perjuangan PAS sejak tahun 1959 sewaktu menuntut di Maktab Mahmud. Kecenderungan politik beliau telah dikesan oleh guru-guru dan juga ahli keluarganya. Kedah ialah pangkalan politik Ustaz Fadzil walaupun pernah ditawarkan untuk bertanding di negeri lain yang lebih selamat seperti di negeri Kelantan (Kelantan semenjak pilihanraya 1959 sentiasa membuka pintu untuk calon PAS dari luar Kelantan). Jelapang padi ini kaya dengan sekolah-sekolah agama dan penyokongnya yang setia sehingga telah mencetuskan beberapa insiden berdarah seperti peristiwa Memali dan peristiwa Lubuk Merbau (1985).

Beliau telah dilantik menjadi Yang Dipertua PAS kawasan Kuala Kedah dan Ahli Perhubungan PAS Negeri Kedah. Kemudian beliau menganggotai jawatankuasa PAS Kedah. Penonjolan daya kepimpinannya semakin cemerlang telah menyakinkan anggota parti untuk melantik beliau sebagai Naib Yang Dipertua PAS Pusat sepenuh masa tahun 1981 hingga 1983.

PAS telah menghadapi transformasi kepimpinan pada tahun 1982 apabila Dewan Pemuda Pusat mengusulkan kepimpinan ulama’. Ustaz Fadzil adalah barisan ulama’ muda yang diberikan ruang untuk memimpin pergerakan Islam kontemporari paling tua di Malaysia.

Bintang beliau seumpama kejora di dada langit malam, pada tahun 1983 beliau telah dilantik menjadi Timbalan Yang Dipertua PAS sebelum diberikan kepercayaan penuh oleh seluruh ahli PAS untuk menjadi Yang Dipertua PAS pada tahun 1989.Beliau menghadapi saat-saat sukar dalam penglibatannya sebagai pimpinan iaitu peristiwa Memali, ustaz merupakan Pesuruhjaya PAS negeri Kedah dimana dipertanggungjawabkan untuk menyelesaikan kes ini.

Pembabitan awal Ustaz Fadzil di dalam kancah politik pilihan raya bermula tahun 1978, di mana PAS telah memberi mandat kepada beliau untuk bertanding di negeri Kedah dalam pilihan raya umum iaitu di kawasan Parlimen Kuala Kedah dan DUN Alor Merah. Bakat dan potensi beliau sejak awal telah dihidu oleh pimpinan PAS Kedah seperti Dato’ Abu Bakar Umar yang mempelawa Ustaz Fadzil untuk membantu PAS di Kedah. Beliau dilihat anak muda yang akan mengisi barisan hadapan parti itu di Kedah apatah lagi dengan pengalamannya yang memimpin ABIM dan organisasi mahasiswa semasa menuntut di Mesir. Dalam pilihanraya tahun 1978 beliau kalah kepada Senu Abdul Rahman, namun pilihanraya itu telah memperkenalkan almarhum kepada pengundi kawasan itu.

Pada tahun 1980, beliau sekali lagi bertanding dalam pilihan raya kecil di kawasan DUN Bukit Raya berikutan kematian ahli DUN tersebut. Tahun 1982 beliau sekali lagi bertanding di kawasan DUN Bukit Raya dan seterusnya berjaya mempertahankan kerusi di kawasan itu selama empat penggal berturut-turut sehingga Pilihan Raya Umum 1995.

Pada 1982 beliau menang dengan mengalahkan calon Barisan Nasional (BN) Haji Safirol Haji Hasim dan calon bebas Mohd Mokhtar Abdullah dengan Majoriti 346 undi, 1986 menang dengan majoriti 2,215 undi mengalahkan calon BN Ahmad Zakuan Haji Ahmad, 1990 mengalahkan calon BN Dato’ Syed Mansor Barakbah dengan majoriti 1,829 dan pada Pilihan Raya Umum 1995 mengalahkan calon BN juga iaitu Fadzil Hanafi dengan majoriti 2,414.

Pada Pada Pilihan Raya Umum 1999, Ustaz Fadzil mencatat dua kejayaan. Dalam Pilihan Raya Parlimen, beliau menewaskan bekas Setiausaha Parlimen di Jabatan Perdana Menteri, Dato’ Othman Abdul (calon BN) di Pendang. Allahyarham mendapat 22,413 undi berbanding 19,474 undi oleh Othman. Kejayaan ini sangat manis kepada PAS kerana inilah sejarah PAS menang paling besar dalam merebut kerusi parlimen (menang 27 kerusi parlimen).

Di DUN Anak Bukit, Allahyarham mendapat 8,480 undi menewaskan calon BN, Dato’ Abdullah Hasnan Kamaruddin yang mendapat 6,640 undi. Kemenangan ini cukup manis kerana DUN ini adalah berada di pinggir bandar yang menandakan golongan kelas menengah menyokong perjuangan Islam termasuk orang bukan Islam. DUN anak Bukit adalah DUN baru yang dipecahkan melalui persempadanan semula kawasan pilihanraya dan tuah telah menyebelahi Ustaz Fadzil manakala Mohamad Sabu telah memenangi Parlimen Kuala Kedah. (Perlu diingat bahawa Mohd Sabu hanya menang kurang daripada seribu undi) maknanya Ustaz Fadzil telah mendapat banyak undi peribadi daripada luar kelompok PAS.

Allahyarham juga berusaha keras agar Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) yang zalim dimansuhkan , akta tanpa bicara itu telah memberangus lebih 4000 orang mangsa sejak diperkenalkan pada tahun 1960, almarhum cukup dekat dengan kesengsaraan mangsa-mangsa tahanan ISA tanpa mengira latarbelakang mereka, samada daripada kalangan ahli PAS atau pun tidak. Beliau sangat konsisten dalam menentang akta ini kerana akta ini telah menjaring ramai ahli-ahli PAS dan juga aktivis ABIM sebelumnya.

Ustaz menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap mangsa kezaliman ISA, beliau semasa memimpin PAS sentiasa peduli kepada keluarga mangsa ISA, tidak lokek menghulurkan bantuan kewangan dan menyuarakan isu ini disemua peringkat. Beliau turun naik ke Bukit Aman merudingkan pembebasan mangsa ISA, terrmasuk meminta pihak berkuasa membatalkan waran tangkap terhadap ustaz Ibrahim Libya. Semasa menjadi ketua Pembangkang di Parlimen, ustaz Fadzil menyokong kuat Gerakan Mansuhkan ISA.

Beliau juga sangat prihatin dengan isu antarabangsa yang menimpa umat Islam, dengan latarbelakang sebagai pimpinan pelajar, pimpinan belia Islam, ustaz sentiasa bersama dengan penderitaan umat Islam sedunia. Beliau tidak kekok untuk turun berdemonstrasi bersama anak muda, disiram dengan pancutan air kimia yang menyengat kulit, dibom gas pemedih mata. Di perhimpunan aman seperti di lebuhraya KESAS, dihadapan kedutaan asing, beliau dengan lantang menyemangati anak-anak muda dan peserta bantahan, kadang tanpa segan sebagai pemimpin ummah untuk membakar bendera Israel atau Amerika.

Almarhum bukan sekadar galak membakar perasaan para demonstran tetapi juga melibatkan diri secara langsung dalam situasi antarabangsa. Apabila tentera Russia meninggalkan Afghanistan , beliau bersama tokoh gerakan Islam antarabngsa yang lain seperti Sheikh Mustapha Masyhur qazi Hussain terus bergegas ke Afghanistan untuk mendamaikan kumpulan yang bertelingkah.Begitu juga , apabila berlaku reformasi di Indonesia, parti-parti Islam seperti ‘cendawan tumbuh selepas hujan’. Ustaz Fadzil bersama pimpinan PAS hadir ke Jakarta, mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam yang diketuai oleh Hamzah Haz. Nasihat beliau kepada teman-teman di Jakarta supaya tidak memperbanyakkan parti Islam, kukuhkan saf untuk berhadapan dengan musuh yang bersatu.

Segala kenangan dengan lelaki berhati emas ini sangat mengesankan , beliau mampu mengingati nama-nama anak buah dengan baik, bertanya khabar, mengambil berat, seolah ayah kepada sebuah keluarga besar.

Perjalanan akhir yang memilukan

Sang murabbi ini telah mewakafkan hidupnya untuk perjuangan Islam, semenjan zaman muda yang tidak pernah lelah. Kehadirannya dalam masyarakat disedari oleh ummat, beliau mengharungi zaman payah perjuangan , melepaskan jawatan sebagai penjawat awam untuk meranduk medan juang yang penuh getir, terjahan fitnah menerkam bertubi-tubi namun beliau terus mara tanpa menghiraukan penistaan . Ustaz sentiasa mengambil berat dan peduli maka wajarlah disayangi oleh ummat,didoakan selepas meninggalkan alam yang fana ini.

Pada kira-kira jam 10.30 pagi 23 Jun 2002, Ustaz Fadzil menghembuskan nafas terakhir untuk menghadap Maha Pencipta, Allah SWT. Berbondong-bondong manusia ramai menyerbu Hospital HUKM Kuala Lumpur, menyolati jenazahnya di Madrasah Mustaqimah bandar Tun Razak malah ratusan ribu yang lain telah berhimpun di Kedah untuk menghantar mujahid ulung ini, pemimpin yang akan terus tersemat ingatan tentangnya dihati setiap manusia yang berada dipelantar zamannya. Beliau mewasiatkan untuk disemadikan di tanah Muasassah Darul Ulum yang telah dibangunkan oleh almarhum untuk merealisasikan kompleks pendidikan PAS Kedah.

Manusia telah bertali arus mendatangi Muasasah Darul Ulum untuk menziarahi makam beliau yang sangat sederhana, tanpa binaan megah melainkan sentiasa didatangi pengunjung untuk menitip doa kepada mujahid yang telah mewakafkan kehidupannya untuk perjuangan Islam. Semasa saat-saat akhir untuk urusan pengebumian, langit tenang seolah turut berduka, ribuan mata mengalir air mata kesedihan dengan tazkirah ringkas daripada Tuan Guru Mursyidul Am, sarat dengan makna yang mendalam seumpama tazkirah Saidina Abu Bakar di hari kewafatan Rasulullah. Kematian adalah kepastian kepada sebuah perjalanan hidup, tinggal lagi bagaimana kita akan memberi makna kepada kehidupan itu.

AL-FATIHAH

*semoga Allah mencucuri rahmat ke atas Almarhum Ustaz Fadzil Noor .. aamiin .

copy paste ::
http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=464321146944194&id=109923232383989

Saturday, November 3, 2012

syoknya kaween ^^ .


dedicated to me n sahabat ^^ :

kate orang.. best nye nikah. tp kene ingat . take note :
pernikahan bukan satu percubaan, tapi satu tanggungjawab yang amat berat.
pernikahan bukannya trial and error. 
Pernikahan bukannya ujian amali atau ujian praktikal. 
Janganlah hanya kerana kawan2 kite dah bertunang, jadi kite rasa kite juga perlu bertunang. 
janganlah hanya kerana kawan2 kite telah bernikah, 
jadi kite rasa kite juga perlu bernikah.

my dear frens , remem diz :
Pernikahan adalah sesuatu yang sangat suci dan ianya memerlukan pengertian, pengorbanan dan kesabaran. Kesabaran bukan bertahan utk seminggu dua atau sebulan atau setahun. tapi kesabaran itu perlu utk membuktikan kamu beriman kepada Allah dan RasulNYA...

sO. fikir masak2. andai belum masanye. bersabarlah duhai hati ^^
nikah bukan permainan.. tetapi ada amanah yang perlu dipikul didalamnye . .
think smart. think wise . .^^ ..
so, jangan tanye pula bile my turn. let me focus on my study . n also ilmu addeen bia bagi mantop :). nanti nak aplikasi dalam rumahtangga insyaALLAH senang ^^

allahumma aameen ♥ !
رب يسر ولا تعسر فإن تيسير كل عسير عليك يسير ^^